Ratusan kelelawar ini harus mati karena kepanasan via hindustantimes.com
Sumber.com – Kalau baru-baru ini Amerika Serikat dan Kanada dilanda musim dingin yang temperatur dinginnya memecahkan rekor sampai-sampai Air Terjun Niagara dikabarkan membeku (padahal tidak), lain lagi dengan apa yang terjadi di Australia.
Baca juga: Air Terjun Niagara yang Begitu Besar Bisa Membeku, Benarkah?
Dilansir dari Livescience, musim panas Australia di awal tahun 2018 ini sangatlah ekstrem, sampai-sampai gelombang panasnya menewaskan lebih dari 200 ekor kelelawar.
Di Australia bagian selatan, tepatnya di Campbelltown, New South Wales, suhunya mencapai 44,2 derajat Celcius. Sekelompok kelelawar yang hidup di dekat stasiun kereta kota harus mati karena kepanasan.
Dan yang disayangkan, Kawan Sumber, kebanyakan dari kelelawar yang mati adalah yang masih bayi.
"Pada dasarnya mereka [seolah] direbus. [Gelombang panas] memengaruhi otak mereka – otak mereka hangus begitu saja dan mereka menjadi kacau.” kata Kate Ryan, manajer koloni khusus kelelawar di Campbelltown.
Penyelamat hewan Help Save the Wildlife and Bushlands di Campbelltown hanya berhasil mengamankan kelelawar yang terjatuh dari pohon – padahal, menurut mereka, ada ratusan kelelawar lainnya yang masih ada di atas pohon dan tidak bisa dicapai.
Kasihan kelelawar ini harus mati karena tidak dapat menahan gelombang panas via hindustantimes.com
Spesies kelelawar ini adalah Pteropus poliocephalus – kelelawar berkepala abu-abu dengan lebar sayap lebih dari 1 meter jika diregangkan. Berat mereka sekitar 1 kilogram, dan biasanya mereka memakan nektar, serbuk sari dan buah.
Mereka kehilangan kemampuan untuk mengatur suhu tubuh mereka sendiri jika temperatur lingkungan mencapai lebih dari 30 derajat Celcius. Khusus bagi koloni kelelawar di Campbelltown, nampaknya masalahnya juga berakar dari kurangnya sumber air dan tempat berlindung.
Sebagian besar wilayah New South Wales mengalami gelombang panas. Yang paling panas sejauh ini jatuh pada 6 Januari 2018 lalu, di mana suhunya mencapai 47,1 derajat Celcius.
Walaupun musim panas di Australia memang terkenal ekstrem, namun peneliti mengungkapkan bahwa perubahan iklim menyebabkan terjadinya lebih banyak gelombang panas.
Baca juga: Wow, Salju Turun di Tempat yang Terpanas di Dunia!