Ilustrasi Via Blogger
Sumber.com - Tak hanya game di console, nostalgia seputar game klasik pun berlaku juga di platform arcade atau yang dulu biasa kita kenal dengan sebutan mesin dingdong. Platform game yang sukses menyedot banyak uang jajan anak sekolah ini boleh jadi merupakan platform bermain game yang begitu efektif berkat dukungan grafis yang lebih oke serta tingkat kesulitan bermain yang sangat tinggi.
Tak heran jika siapa pun tergoda untuk kembali memasukkan koin mereka lagi sesaat setelah slogan “please insert coin” berbunyi.
Sebelum masuknya Nintento, Sega hingga Super Nintendo, Dingdong adalah raja game di Indonesia. Sebagaimana di AS, mesin dingdong banyak ditemukan di bioskop dan mal. Tak jarang pula di tempat-tempat khusus bermain gim. Istilah “dingdong” sendiri, yang tak diketahui asal-usulnya, merujuk pada mesin maupun tempat bermain gim itu sendiri.
Cara memainkan dingdong cukup mudah, dengan modal seratus rupiah saja, orang sudah bisa menikmati permainan yang disukai untuk satu kali nyawa. Meskipun era kejayaannya sudah tergeser dengan keberadaan rental PlayStation, namun dingdong tetap menyimpan berbagai kenangan indah, khususnya bagi beberapa judul game yang dulunya pernah begitu populer.
Gim seperti Contra, Streer Fighter, Donkey Kong, Daytona USA adalah favorit Pras kala itu. Saat ini, di Indonesia, dingdong sudah tidak semarak dahulu, bahkan bisa dibilang barang langka. Walaupun gim arkade masih bisa dimainkan di game center seperti Timezone, Amazone, atau Fun World, istiliah dingdong tidak lagi dikenal oleh generasi muda.
Mesin yang digunakan juga jauh lebih modern dari mesin dingdong era 1990an.
Aris adalah salah satu sosok yang merupakan korban dingdong. Dia mengaku pada masanya, dingdong adalah permainan yang membuatnya lupa belajar, bahkan dia mengatakan bahwa karena sering main dingdong di salah satu mall di Bandung, dirinya sering bolos sekolah.
Tak heran, dia mengatakan bahwa prestasinya di sekolah selalu jelek.
"Uang jajan habis dipake main Street Fighter 2. Kadang bolos sekolah, dibagi raport ranking 3 dari bawah." akunya kepada tim sumber.com.
Aris mengatakan bahwa dia mengaku menyesal karena waktu kecil dia terlalu sering bermain dingdong. Dia pun menuturkan selama tahu porsi, sebetulnya bermain dingdong boleh saja.
"Asal tahu waktu, jangan bolos gara-gara ke mal (main dingdong). Ngabisin duit jajan juga" tambahnya.
Lebih lanjut Aris mengatakan bahwa saat ini dia juga sering main gim yang dulunya pernah dimainkan di dingdong. Namun bedanya, saat ini dia bermain di aplikasi yang didownlod melalui android.
"Masih main dong, sekedar nostalgia. Seru. Asik. Ga bakal lupa deh." pungkasnya.
Baca Juga : 4 Smartphone "Dewa" Yang Paling Sempurna Untuk Para Gamer, Nomor 1 Ganas Banget!
Baca Juga : 6 Peralatan Mobile E-Sports Yang Paling Dicari