Ataksia via verywell.com
Ataksia via verywell.com
Sekilas Tentang
Ataksia adalah kondisi di mana koordinasi gerakan tubuh mulai berkurang, sampai pada kehilangan kontrol terhadap otot. Kondisi ini dapat memengaruhi berbagai gerakan dan aktivitas fisik tubuh, seperti berjalan, mengambil sesuatu, berbicara, membuat gerakan mata, bahkan menelan.
Ataksia yang kronis biasanya disebabkan oleh kerusakan pada otak yang mengontrol koordinasi otot. Kerusakan ini bisa jadi disebabkan oleh alkohol, penyakit struk, tumor, cerebral palsy, penggunaan obat-obatan tertentu, degenerasi otak, dan sklerosis ganda. Diketahui bahwa gen turunan yang defektif juga dapat menyebabkan ataksia.
Gejala Yang Terjadi
Ataksia bisa mulai terjadi secara perlahan, atau tiba-tiba. Gejala-gejalanya adalah:
Penyebab
Kondisi ataksia disebabkan oleh kerusakan atau degenerasi sel saraf di otak yang mengatur gerakan otot, yaitu otak kecil. Otak kecil biasanya memiliki 2 bagian otak dan terletak di bagian dasar otak, tepatnya di dekat batang otak.
Otak kecil bagian kanan mengontrol koordinasi tubuh bagian kanan, sedangkan otak kecil bagian kiri mengontrol koordinasi bagian tubuh sebelah kiri.
Ataksia juga bisa disebabkan oleh penyakit yang menyerang saraf tulang belakang atau kumpulan saraf perifer yang menghubungkan otak kecil dengan otot.
Berikut ini adalah beberapa kondisi medis yang dapat memicu ataksia:
Diagnosis
Diagnosis dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:
Pengobatan
Karena ataksia dapat dipicu dari beberapa faktor, pengobatannya juga akan berbeda-beda tergantung dari hasil diagnosis. Misalnya, ataksia yang ditimbulkan oleh infeksi virus biasanya akan hilang dengan sendirinya apabila infeksi tersebut terobati. Namun jenis ataksia yang lain akan memerlukan rangkaian pengobatan yang berbeda.
Ataksia yang disebabkan oleh sklerosis atau cerebral palsy mungkin tidak dapat disembuhkan. Biasanya, dokter akan merekomendasikan beberapa alat penunjang seperti tongkat, alat pendengar, dan lainnya.
Dokter juga akan melakukan terapi fisik guna membantu memperkuat koordinasi gerakan tubuh, membiasaka tubuh melakukan kegiatan sehari-hari, serta terapi berbicara.
Sumber Referensi: